Kompetensi Dasar:
1. a. Pengertian interaksi.
b. Pengertian interaksi sosial.
c. Pengertian tindakan sosial.
2. Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor
yang mempengaruhi interaksi sosial.
3. Menyebutkan dan menjelaskan syarat-syarat
terjadinya interaksi sosial.
4. Menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk
interaksi sosial.
5. Menyebutkan dan menjelaskan sumber informasi
yang mendasari interaksi sosial.
6. Sebutkan ciri-ciri interaksi sosial.
7. Menjelaskan manusia sebagai mahkluk individu.
8. Menjelaskan manusia sebagai mahkluk sosial.
9. Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam
tindakan sosial.
10. Menyebutkan dan menjelaskan proses
terbentuknya interaksi sosial.
1. Pengertian
a.
Interaksi
adalah bentuk tindakan yang terjadi pada dua atau lebih obyek yang berpengaruh terhadap satu sama lain.
b. Interaksi sosial
adalah proses
komunikasi di antara orang-orang untuk saling memengaruhi baik perasaan,
pikiran, maupun tindakan.
c. Tindakan sosial
adalah tindakan
sosial adalah perbuatan yang yang dilakukan individu atau kelompok di dalam
interaksi dan situasi sosial tertentu.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi
interaksi sosial
a. Sugesti
yaitu sebagai suatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang
kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pandangan atau pengaruh
tersebut diikuti tanpa berpikir panjang.
b. Imitasi yaitu proses belajar seseorang dengan cara meniru atau
mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses imitasi seseorang dapat
mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat, dan dapat juga menyimpang dari
nilai dan norma yang berlaku.
c. Identifikasi yaitu proses yang berawal dari rasa kekaguman seseorang pada
tokoh idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya
sama atau identik dengan tokoh tersebut.
d. Simpati yaitu menuntun seseorang untuk memosisikan diri pada
keadaan orang lain. Sekilas sama dengan identifikasi hanya saja dalam simpati
faktor perasaan memang memegang peranan utama (rasa ketertarikan seseorang).
e. Motivasi yaitu dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan
berdasarkan pertimbangan rasionaitis. Motivasi dalam diri seseorang dapat
muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu
melakukan kontak dengan orang lain.
f. Empati merupakan rasa haru seseorang ketika
seseorang melihat orang lain mengalami suatu yang menarik perhatian. Empati
merupakan kelanjutan dari rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk
mewujutkan keinginannya.
3. Syarat – syarat terjadinya
interaksi sosial
a. Kontak sosial. Kontak berasal dari
kata Latin cum atau con yang berarti bersama-sama, dan tangere yang memiliki
arti menyentuh. Jadi, secara harfiah kontak berarti saling menyentuh.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam
tiga bentuk, yaitu:
a Kontak antarindividu yaitu kontak yang terjadi
antara individu dan individu lainnya.
Contoh: kontak antara ibu dan anak.
b Kontak antarkelompok yaitu kontak yang terjadi
anatara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Contoh: pertandingan sepakbola
antar sekolah.
c Kontak antar individu dan
kelompok yaitu
kontak yang terjadi antara individu dan suatu kelompok tertentu.
Contoh: tindakan seorang guru yang sedang mengajar
siswanya agar mereka mempunyai persepsi yang sama tentang sebuah masalah.
Selain
itu, kontak sosial dibedakan menjadi 2 yaitu:
a Kontak primer terjadi apabila orang yang mengadakan hubungan
langsung bertemu dan bertatap muka. Misalnya orang yang saling berjabat tangan,
saling melempar senyum, dan sebagainya.
b Kontak sekunder memerlukan suatu perantara atau media, bisa berupa
orang atau alat. Selain itu juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Kontak sekunder langsung misalnya berbicara melalui telepon. Adapun
contoh kontak sekunder tidak langsung dapat kamu pahami dari cerita berikut
ini. “Toni berkata kepada Sigit bahwa Ani mengagumi permainannya sebagai
pemegang peran utama dalam pementasan sandiwara yang lalu. Ani mendapat ucapan
terima kasih dari Sigit atas pujiannya melalui Toni”. Dari cerita tersebut
dapat diketahui bahwa walaupun Toni sama sekali tidak bertemu dengan Ani,
tetapi di antara mereka telah terjadi suatu kontak karena masing-masing memberi
tanggapan.
Selain
itui ada juga macam – macam kontak sosial berdasarkan sifatnya yaitu:
a Kontak positif yaitu mengarah pada suatu kerja sama. Misalnya seorang
pedagang melayani pelanggannya dengan baik dan si pelanggan merasa puas dalam
transaksi tersebut.
b Kontak negatif yaitu mengarah pada suatu pertentangan, bahkan
berakibat putusnya interaksi sebagaimana tampak dalam perang Lebanon dan
Israel.
b. Komunikasi.
Komunikasi merupakan syarat terjadinya
interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling
menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan
yang disampaikan.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.:
a
Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan,
perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
b
Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang
yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
c
Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh
komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
d Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan.
Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
e
Efek, yaitu perubahan yang diharapkan
terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses
komunikasi yaitu:
a Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program
yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap
ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah
dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode
yang membingungkan komunikan.
b Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan
yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian
dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
c
Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat
serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
c.Tindakan sosial yaitu suatu perbuatan
atau aktivitas manusia yang dilakukan dengan berorientasi pada atau dipengaruhi oleh orang lain.
Menurut Talcott Parsons terdapat 3
komponen yang mendasari adanya tindakan sosial yaitu:
a Tindakan itu diarahkan pada tujuan atau memilki tujuan.
b Tindakan itu terjadi dalam suatu situasi.
c Secara normatif, tindakan diatur sehubungan dengan penentuan alat
dan tujuan.
Terdapat 2 jenis tindakan sosial yaitu:
a Tindakan subjektif, dengan ciri – ciri:
1) Arti dan pemahaman dari pelaku itu
sendiri.
2) Pengalaman pribadi tidak dapat dikomunikasikan
kepada orang lain.
b
Tindakan objektif, dengan ciri – ciri:
1) pengalaman subjektif dari seseorang dapat
dimengerti orang lain.
2) pengalaman pribadi juga dialami oleh
orang lain dan dapat dilihat secara objektif.
Adapun tipe – tipe tindakan sosial, yaitu:
a Tindakan rasional instrumental
Yaitu suatu tindakan sosial
yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan
dan tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.Pelaku memperhitungkan
efisiensi dan efektifitas dari sejumlah pilihan tindakan
Contoh: Tindakan
memilih program atau jurusan di SMA, yaitu IPA atau IPS dengan mempertimbangkan
bakat, minat, dan cita-cita.
b Tindakan rasional berorientasi nilai
Yaitu tindakan yang
tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan, yang menjadi persoalan dan
perhitungan pelaku hanyalah tentang cara.Tindakan rasional berorientasi nilai
ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat.
Contoh :Tindakan
religius dalam pelaksanaan ibadah puasa bagi umat beragama Islam.
c Tindakan tradisional
Yaitu tindakan yang
tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini hanya dilaksanakan
karena pertimbangan kebiasaan dan adat istiadat.
Contoh : Penghormatan
kepada orang yang lebih tua, berjabat tangan harus dengan tangan kanan, upacara
adat, dll.
d Tindakan afektif
Yaitu Tindakan yang
didorong oleh perasaan(afeksi) atau emosi.
Contoh : tindakan
mengamuk karena marah, seorang yang meratap dan meraung-raung sewaktu
orang tuanya meninggal dunia, tindakan seorang ibu yang membelai mesra anaknya
dengan penuh kasih saying sebelum anaknya tidur, dll.
4.
Bentuk-bentuk interaksi sosial
a. Proses asosiatif
Asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan
solidaritas antarindividu.
a Kerjasama (cooperation)
Kerjasama merupakan bentuk
interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama
antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar
kelompoknya.
Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut:
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan/kontribusi untuk memenuhi kepentingan
mereka melalui kerjasama.
Kerjasama merupakan bentuk
proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti
kerjasama ketika para siswa sedang melakukan ulangan atau ujian.
Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan
antara lain:
a) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara
bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang
dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan
kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
b) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara
dua organisasi atau lebih.
c) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang
atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan
baik.
d) Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
e) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan.
Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari
sebuah usaha akan lebih besar.
b Akomodasi (accomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua
arti, yaitu yang menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu
proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu
keseimbanga dalam interaksi di antara orang-orang, yang kaitan dengan
norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia
untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi
mempunyai tujuan sebagai antara lain:
1) Mengurangi pertentangan.
2) Mencegah pertentangan untuk sementara.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosia
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan
tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain:
a) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya
unsuur paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak
berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
b) Kompromi
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling
mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan
yang ada.
c) Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara unruk
mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai
penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh
kedua belah pihak yang bertentangan.
d) Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai
penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak
yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
e) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari
pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
f) Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Pada usaha ini
pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara
perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
g) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di
mana dua pihak yang sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti
pada suatu titik tertentu.
h) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah penyelesaian perselisihan melalui jalan pengadilan.
Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan
damai.
c Asimilasi
Asimilasi
adalah penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar.
Dalam hal proses sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbeda-an budaya.
Proses
asimilasi bisa terjadi bila terdapat hal-hal berikut:
1) Perbedaan kebudayaan
kelompok-kelompok manusia.
2) Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3) Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling
menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai
orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, per-samaan unsur-unsur
kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
b.
Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan
hubungan solidaritas antarindividu. Proses disosiatif meliputi persaingan,
kontravensi, dan konflik.
a Persaingan (competition)
Persaingan
adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari
keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi
pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau mem-pertajam
prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Beberapa bentuk
persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan
kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b Kontravensi (contravention)
Pada
hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental
yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan
tertentu, yang dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai pada
pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan,
keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewakan
rencana pihak lain.
c Pertentangan/pertikaian (conflict)
Interaksi
sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing
pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai
sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya pertentangan
atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara
atau terus-menerus.
5.
Sumber informasi yang mendasari
interaksi
a. Warna kulit. Dalam masyarakat yang mengenai
diskriminasi ras seperti Amerika Serikat, misalnya, interaksi tergantung pada
warna kulit orang yang berinteraksi.
b. Usia. Dalam banyak masyarakat interaksi
dengan orang yang di anggap lebih tua sering berbeda dengan interaksi dengan
teman sebaya serta dengan orang yang lebih muda.
c. Jenis kelamin. Jenis kelamin dapat mempengaruhi
interaksi.
d. Penampilan fisik. Ciri yang di bawa sejak lahir seperti
faktor penampilan pun mempengaruhi interaksi.
e. Bentuk tubuh. Suatu faktor lain yang mempengaruhi
interaksi yaitu bentuk tubuh. Bahwa orang cenderung menganggap adanya
keterkaitan antara bentuk tubuh manusia, seperti bulat dan gemuk.
f. Pakaian. Seperti contoh seseorang yang
berbusana sebagai eksekutif muda jelas mendapat perlakuan berbeda dengan
seseorang yang berpenampilan pemulung.
g. Wacana. Faktor terakhir yang mempengaruhi
interaksi ialah apa yang di ucapkan para pelaku.
6.
Ciri-ciri interaksi sosial
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b.
Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud dann tujuan yang jelas.
d. Dilaksanakan melalui pola istem sosial tertentu.
7.
Manusia sebagai mahkluk individu
Manusia
sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup individual dan
tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan
lingkungan sekitar.
Contoh:
siswa di kelas berkompetisi untuk meraih ranking 1.
8. Manusia sebagai mahkluk sosial
Manusia
sebagai mahkluk sosial artinya manusia memerlukan orang lain, karena manusia tidak
dapat hidup sendiri. Contoh: kalau and merasa sedih atau bergembira tentunya
sewaktu-waktu anda ingin sekali curhat keteman untuk menyampaikan apa perasaan
kita.
9.
Macam –macam tindakan sosial
a. Tindakan rasional instrumental: Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian
antara cara dan tujuan.
Contoh:
Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai: Tindakan-Tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar
dalam masyarakat .
Contoh:
Tindakan-Tindakan yang bersifat religius/magis.
c. Tindakan Tradisional: Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
Contoh:
Berbagai macam upacara\tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan
leluhur .
d. Tindakan afektif:
Tindakan-Tindakan yang dilakukan oleh seorang\kelompok orang berdasarkan
perasaan\emosi . Contoh: Tertawa apabila dalam keadaan senang.
10.
Proses terbentuknya interaksi sosial
a.
Interaksi
sosial yang asosiatif,
yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi (hubungan atau
gabungan) seperti :
a Kerja
sama
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan
bersama.
b
Akomodasi
Suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok –
kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c
Asimilasi
Proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu
lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan
wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d
Akulturasi
Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan
suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan
asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu
diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya
kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
b. Interaksi
sosial yang bersifat disosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada
bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a
Persaingan
Suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman
atau benturan fisik di pihak lawannya.
b
Kontravensi
Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara
tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan terhadap perorangan
atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap
tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan
atau konflik.
c Konflik
Proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya
perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan
adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di
antara mereka yang bertikai tersebut.