Halaman

Rabu, 28 November 2012

Dimensi Besaran



Dimensi Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol (lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran pokok. Apa pun jenis satuan besaran yang digunakan tidak memengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang dapat dinyatakan dalam m, cm, km, atau ft, keempat satuan itu mempunyai dimensi yang sama, yaitu L.
Di dalam mekanika, besaran pokok panjang, massa, dan waktu merupakan besaran yang berdiri bebas satu sama lain, sehingga dapat berperan sebagai dimensi. Dimensi besaran panjang dinyatakan dalam L, besaran massa dalam M, dan besaran waktu dalam T. Persamaan yang dibentuk oleh besaran-besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara dimensional, yaitu kedua dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi suatu besaran yang dinyatakan dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [ ]. Tabel 1.4 menunjukkan lambang dimensi besaran-besaran pokok.



Dimensi dari besaran turunan dapat disusun dari dimensi besaran-besaran pokok. Tabel 1.5 menunjukkan berbagai dimensi besaran turunan.



Interaksi Dan Tindakan Sosial



Kompetensi Dasar:

1.   a. Pengertian interaksi.
b. Pengertian interaksi sosial.
c. Pengertian tindakan sosial.
2.   Menyebutkan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial.
3.   Menyebutkan dan menjelaskan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial.
4.   Menyebutkan dan menjelaskan bentuk-bentuk interaksi sosial.
5.   Menyebutkan dan menjelaskan sumber informasi yang mendasari interaksi sosial.
6.   Sebutkan ciri-ciri interaksi sosial.
7.   Menjelaskan manusia sebagai mahkluk individu.
8.   Menjelaskan manusia sebagai mahkluk sosial.
9.   Menyebutkan dan menjelaskan macam-macam tindakan sosial.
10. Menyebutkan dan menjelaskan proses terbentuknya interaksi sosial.

1.   Pengertian
a. Interaksi adalah bentuk tindakan yang terjadi pada dua atau lebih obyek yang  berpengaruh terhadap satu sama lain.
b. Interaksi sosial adalah proses komunikasi di antara orang-orang untuk saling memengaruhi baik perasaan, pikiran, maupun tindakan.
c. Tindakan sosial adalah tindakan sosial adalah perbuatan yang yang dilakukan individu atau kelompok di dalam interaksi dan situasi sosial tertentu.

2.   Faktor – faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
a. Sugesti
yaitu sebagai suatu proses pemberian pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga pandangan atau pengaruh tersebut diikuti tanpa berpikir panjang.
b. Imitasi yaitu proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Melalui proses imitasi seseorang dapat mempelajari nilai dan norma dalam masyarakat, dan dapat juga menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku.
c. Identifikasi yaitu proses yang berawal dari rasa kekaguman seseorang pada tokoh idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut.
d. Simpati yaitu menuntun seseorang untuk memosisikan diri pada keadaan orang lain. Sekilas sama dengan identifikasi hanya saja dalam simpati faktor perasaan memang memegang peranan utama (rasa ketertarikan seseorang).
e. Motivasi yaitu dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionaitis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
f. Empati merupakan rasa haru seseorang ketika seseorang melihat orang lain mengalami suatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan dari rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujutkan keinginannya.

3.   Syarat – syarat terjadinya interaksi sosial
a. Kontak sosial.
Kontak berasal dari kata Latin cum atau con yang berarti bersama-sama, dan tangere yang memiliki arti menyentuh. Jadi, secara harfiah kontak berarti saling menyentuh.
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu:
a    Kontak antarindividu yaitu kontak yang terjadi antara individu dan individu lainnya.
Contoh: kontak antara ibu dan anak.
b    Kontak antarkelompok yaitu kontak yang terjadi anatara kelompok satu dengan kelompok lainnya. Contoh: pertandingan sepakbola antar sekolah.
c    Kontak antar individu dan kelompok yaitu kontak yang terjadi antara individu dan suatu kelompok tertentu.
Contoh: tindakan seorang guru yang sedang mengajar siswanya agar mereka mempunyai persepsi yang sama tentang sebuah masalah.
Selain itu, kontak sosial dibedakan menjadi 2 yaitu:
a    Kontak primer terjadi apabila orang yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka. Misalnya orang yang saling berjabat tangan, saling melempar senyum, dan sebagainya.
b    Kontak sekunder memerlukan suatu perantara atau media, bisa berupa orang atau alat. Selain itu juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya berbicara melalui telepon. Adapun contoh kontak sekunder tidak langsung dapat kamu pahami dari cerita berikut ini. “Toni berkata kepada Sigit bahwa Ani mengagumi permainannya sebagai pemegang peran utama dalam pementasan sandiwara yang lalu. Ani mendapat ucapan terima kasih dari Sigit atas pujiannya melalui Toni”. Dari cerita tersebut dapat diketahui bahwa walaupun Toni sama sekali tidak bertemu dengan Ani, tetapi di antara mereka telah terjadi suatu kontak karena masing-masing memberi tanggapan.
Selain itui ada juga macam – macam kontak sosial berdasarkan sifatnya yaitu:
a    Kontak positif yaitu mengarah pada suatu kerja sama. Misalnya seorang pedagang melayani pelanggannya dengan baik dan si pelanggan merasa puas dalam transaksi tersebut.
b    Kontak negatif yaitu mengarah pada suatu pertentangan, bahkan berakibat putusnya interaksi sebagaimana tampak dalam perang Lebanon dan Israel.
b. Komunikasi. Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.:
a    Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
b    Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
c    Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
d    Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
e    Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi yaitu:
a    Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
b    Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
c    Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.
c.Tindakan sosial yaitu suatu perbuatan atau aktivitas manusia yang dilakukan dengan berorientasi pada atau  dipengaruhi oleh orang lain.
Menurut Talcott Parsons terdapat 3 komponen yang mendasari adanya tindakan sosial yaitu:
a    Tindakan itu diarahkan pada tujuan atau memilki tujuan.
b    Tindakan itu terjadi dalam suatu situasi.
c    Secara normatif, tindakan diatur sehubungan dengan penentuan alat dan tujuan.
Terdapat 2 jenis tindakan sosial yaitu:
a    Tindakan subjektif, dengan ciri – ciri:
 1) Arti dan pemahaman dari pelaku itu sendiri.
 2) Pengalaman pribadi tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain.
b    Tindakan objektif, dengan ciri – ciri:
 1) pengalaman subjektif dari seseorang dapat dimengerti orang lain.
 2) pengalaman pribadi juga dialami oleh orang lain dan dapat dilihat secara objektif.
Adapun tipe – tipe tindakan sosial, yaitu:
a    Tindakan rasional instrumental
Yaitu suatu tindakan sosial yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan kesesuaian cara yang digunakan dan tujuan apa yang hendak dicapai dalam tindakan itu.Pelaku memperhitungkan efisiensi dan efektifitas dari sejumlah pilihan tindakan
Contoh: Tindakan memilih program atau jurusan di SMA, yaitu IPA atau IPS dengan mempertimbangkan bakat, minat, dan cita-cita.
b    Tindakan rasional berorientasi nilai   
Yaitu tindakan yang tidak lagi mempermasalahkan tujuan dan tindakan, yang menjadi persoalan dan perhitungan pelaku hanyalah tentang cara.Tindakan rasional berorientasi nilai ini berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat.
Contoh :Tindakan religius dalam pelaksanaan ibadah puasa bagi umat beragama Islam.
c    Tindakan tradisional
Yaitu tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional. Tindakan ini hanya dilaksanakan karena pertimbangan kebiasaan dan adat istiadat.
Contoh : Penghormatan kepada orang yang lebih tua, berjabat tangan harus dengan tangan kanan, upacara adat, dll.
d    Tindakan afektif
Yaitu Tindakan yang didorong oleh perasaan(afeksi) atau emosi.
Contoh : tindakan mengamuk karena marah, seorang yang meratap dan meraung-raung  sewaktu orang tuanya meninggal dunia, tindakan seorang ibu yang membelai mesra anaknya dengan penuh kasih saying sebelum anaknya tidur, dll.

4.  Bentuk-bentuk interaksi sosial
a
. Proses asosiatif 
Asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu.
a    Kerjasama (cooperation)
          Kerjasama merupakan bentuk interaksi sosial yang utama. Kerjasama dimaksudkan sebagai suatu usaha bersama antara perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerjasama ini semakin menguat apabila ada tantangan dari luar kelompoknya.
Kerjasama bisa timbul jika terjadi hal-hal berikut:
1) Orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.
2) Kedua belah pihak memiliki sumbangan/kontribusi untuk memenuhi kepentingan mereka melalui kerjasama.
          Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang baik, tetapi bukan kerjasama dalam hal yang negatif, seperti kerjasama ketika para siswa sedang melakukan ulangan atau ujian.
Ada beberapa bentuk kerjasama untuk menyelesaikan pekerjaan antara lain:
a) Kerukunan
Kerukunan adalah hidup berdampingan secara damai dan melakukan kerjasama secara bersama-sama. Kerukunan dapat ditunjukkan dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan warga atau secara bergiliran melakukan ronda untuk menjaga keamanan kampung. Kerukunan pada intinya mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.
b) Tawar-menawar (bargaining)
Tawar-menawar adalah bentuk perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
c) Kooptasi
Kooptasi adalah kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat atau ide orang atau kelompok lain. Hal itu diperlukan agar kerjasama dapat berlanjut dengan baik.
d) Koalisi
Koalisi adalah bentuk kerjasama antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai kesamaan tujuan. Koalisi dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih besar.
e) Joint venture
Joint venture adalah bentuk kerjasama yang dilakukan oleh beberapa perusahaan. Dengan joint venture diharapkan hasil atau keuntungan yang diperoleh dari sebuah usaha akan lebih besar.
b    Akomodasi (accomodation)
          Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu yang  menunjuk pada suatu keadaan dan yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu keseimbanga dalam interaksi di antara orang-orang, yang kaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Akomodasi mempunyai tujuan sebagai antara lain:
1) Mengurangi pertentangan.
2) Mencegah pertentangan untuk sementara.
3) Memungkinkan terjadinya kerjasama.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok sosia
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
Bentuk-bentuk akomodasi tersebut antara lain:
a) Paksaan (coercion)
Paksaan merupakan bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya unsuur paksaan. Paksaan merupakan bentuk akomodasi dengan salah satu pihak berada dalam keadaan yang lemah dibandingkan dengan pihak lawan.
b) Kompromi
Kompromi adalah bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya, agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
c) Penengah (arbitration)
Adanya penengah (arbitration) atau pihak ketiga merupakan suatu cara unruk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapai penyelesaian. Pertentangan diselesaikan oleh pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak yang bertentangan.
d) Mediasi
Mediasi menyerupai penengah. Pada mediasi hadirnya pihak ketiga hanya sebagai penasihat belaka. Tugas pihak ketiga adalah memberi nasihat agar para pihak yang bertikai menemukan penyelesaian untuk selanjutnya melakukan perdamaian.
e) Konsilisasi
Konsilisasi adalah suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu tujuan bersama.
f) Kesabaran
Kesabaran suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang resmi. Pada usaha ini pihak yang berselisih menyadari betapa berselisih itu tidak bermanfaat. Secara perlahan-lahan perselisihan diharapkan akan hilang atau setidaknya berkurang.
g) Terperangkap (skakmat)
Terperangkap hingga tak dapat bergerak lagi adalah suatu bentuk akomodasi di mana dua pihak yang sedang berselisih yang mempunyai kekuatan seimbang berhenti pada suatu titik tertentu.
h) Keputusan pengadilan
Keputusan pengadilan adalah penyelesaian perselisihan melalui jalan pengadilan. Hal ini dilakukan karena kedua belah pihak mengalami kesulitan mencari jalan damai.
c    Asimilasi
          Asimilasi adalah penyesuaian sifat-sifat asli yang dimiliki dengan sifat-sifat sekitar. Dalam hal proses sosial, asimilasi berkaitan dengan peleburan perbeda-an budaya.
Proses asimilasi bisa terjadi bila terdapat hal-hal berikut:
1) Perbedaan kebudayaan kelompok-kelompok manusia.
2) Terjadi pergaulan secara langsung dan intensif.
3) Ada perubahan kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa faktor yang mempermudah asimilasi adalah toleransi, sikap menghargai orang asing, sikap terbuka yang dimiliki para pemimpin, per-samaan unsur-unsur kebudayaan, dan kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
b. Proses disosiatif
Proses disosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang dapat merenggangkan hubungan solidaritas antarindividu. Proses disosiatif meliputi persaingan, kontravensi, dan konflik.
a    Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial dimana individu atau kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui suatu bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum, dengar. cara menarik perhatian publik atau mem-pertajam prasangka yang ada, tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan. Beberapa bentuk persaingan antara lain persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, serta persaingan ras.
b    Kontravensi (contravention)
Pada hakikatnya kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Kontravensi adalah sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-orang lain atau unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu, yang dapat berubah menjadi kebencian, tetapi tidak sampai pada pertentangan pertikaian. Secara umum, bentuk kontravensi meliputi penolakan, keengganan, perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, dan mengecewakan rencana pihak lain.
c    Pertentangan/pertikaian (conflict)
Interaksi sosial dalam bentuk pertentangan atau pertikaian terjadi jika masing-masing pihak yang sedang mengadakan interaksi, tidak menemukan kesepahaman mengenai sesuatu, kemudian berlanjut menjadi adu kekuatan, lalu timbul adanya pertentangan atau pertikaian. Pertentangan atau pertikaian tersebut dapat bersifat sementara atau terus-menerus.

5.       Sumber informasi yang mendasari interaksi
a.  Warna kulit. Dalam masyarakat yang mengenai diskriminasi ras seperti Amerika Serikat, misalnya, interaksi tergantung pada warna kulit orang yang berinteraksi.
b.  Usia. Dalam banyak masyarakat interaksi dengan orang yang di anggap lebih tua sering berbeda dengan interaksi dengan teman sebaya serta dengan orang yang lebih muda.
c.  Jenis kelamin. Jenis kelamin dapat mempengaruhi interaksi.
d.  Penampilan fisik. Ciri yang di bawa sejak lahir seperti faktor penampilan pun mempengaruhi interaksi.
e.  Bentuk tubuh. Suatu faktor lain yang mempengaruhi interaksi yaitu bentuk tubuh. Bahwa orang cenderung menganggap adanya keterkaitan antara bentuk tubuh manusia, seperti bulat dan gemuk.
f.    Pakaian. Seperti contoh seseorang yang berbusana sebagai eksekutif muda jelas mendapat perlakuan berbeda dengan seseorang yang berpenampilan pemulung.
g.  Wacana. Faktor terakhir yang mempengaruhi interaksi ialah apa yang di ucapkan para pelaku.

6.       Ciri-ciri interaksi sosial
a.  Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b.  Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak sosial.
c.  Mempunyai maksud dann tujuan yang jelas.
d.  Dilaksanakan melalui pola istem sosial tertentu.

7.   Manusia sebagai mahkluk individu
Manusia sebagai makhluk individu artinya manusia sebagai makhluk hidup individual dan tiap manusia berhak atas milik pribadinya sendiri dan bisa disesuaikan dengan lingkungan sekitar.
Contoh: siswa di kelas berkompetisi untuk meraih ranking 1.

8.   Manusia sebagai mahkluk sosial
Manusia sebagai mahkluk sosial artinya manusia memerlukan orang lain, karena manusia tidak dapat hidup sendiri. Contoh: kalau and merasa sedih atau bergembira tentunya sewaktu-waktu anda ingin sekali curhat keteman untuk menyampaikan apa perasaan kita.
9.   Macam –macam tindakan sosial
a.  Tindakan rasional instrumental: Tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan.
Contoh: Bekerja Keras untuk mendapatkan nafkah yang cukup.
b.  Tindakan rasional berorientasi nilai: Tindakan-Tindakan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat .
Contoh: Tindakan-Tindakan yang bersifat religius/magis.
c.   Tindakan Tradisional: Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan rasional.
Contoh: Berbagai macam upacara\tradisi yang dimaksudkan untuk melestarikan kebudayaan leluhur .
d.  Tindakan afektif: Tindakan-Tindakan yang dilakukan oleh seorang\kelompok orang berdasarkan perasaan\emosi . Contoh: Tertawa apabila dalam keadaan senang.

10.    Proses terbentuknya interaksi sosial
a.  Interaksi sosial yang asosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk – bentuk asosiasi (hubungan atau gabungan) seperti :
a    Kerja sama
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
b    Akomodasi
Suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antara pribadi dan kelompok – kelompok manusia untuk meredakan pertentangan.
c    Asimilasi
Proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
d    Akulturasi
Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur – unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur – unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari kebudayaan itu sendiri.
b.  Interaksi sosial yang bersifat disosiatif, yaitu interaksi yang mengarah kepada bentuk – bentuk pertentangan atau konflik, seperti :
a    Persaingan
Suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
b    Kontravensi
Bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang – terangan yang ditujukan terhadap perorangan atau kelompok atau terhadap unsur – unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.
c    Konflik
Proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai tersebut.